Ketakutan Seksual Pria yang paling umum

Sains telah membuktikan dari penelitian akan otak kita bahwa tidak ada keraguan bahwa pria dan wanita berbeda. Kita memiliki cara yang berbeda dari cara melakukan, menghadapi dan memecahkan konflik dan berperilaku, dan jelas bahwa perbedaan ini juga hadir dalam seksualitas. Wanita takut akan beberapa hal dan pria takut akan hal lain, tetapi apakah Anda tahu apa saja ketakutan ini?

Ukuran

Apakah ukuran penting atau tidak? Jawabannya tidak akan datang dari seorang wanita tapi dari laki-laki karena pertama kali seorang pria berhubungan seks ia masih tidak tahu pasti apakah dia berukuran cukup atau tidak. Jika respon yang didapat menyenangkan, pria akan tenang dan mungkin beranggapan seperti itu selama sisa hidupnya, tetapi jika tidak, itu akan menjadi awal dari sebuah ketakutan yang tidak pernah berakhir. Ketidakamanan, takut pada pertemuan pertama, ini adalah bagian dari masalah yang terkait dengan situasi ini.

Ketidakamanan tentang penampilan

Masalah ini terdengar akrab. Ini adalah salah satu ketakutan seksual yang paling umum pada perempuan dan laki-laki, dan telanjang di depan satu sama lain tidak mudah bagi kedua jenis kelamin. Jadi mulai sekarang kita dapat bersantai karena mengetahui bahwa kita berdua sama-sama takut karena berat badan ekstra, perut yang buncit, atau lengan yang kurang kencang.

Si “Joni” tidak bangun

Ketika Anda masih muda ketakutan ini jarang terjadi, karena respon terhadap rangsangan jauh lebih cepat. Tapi setelah 30 tahun, tuntutan meningkat dan pria tahu bahwa dia ingin lebih dan sistem vaskularnya mulai beroperasi secara berbeda, jadi si pria mulai takut dan ragu apakah ia akan mendapatkan ereksi, ini adalah sesuatu yang menakutkan banyak pria.

Kinerja yang tepat adalah ketakutan umum di antara pria, tetapi memiliki ereksi yang tahan lama dan berkualitas adalah mungkin.

Si “Joni” tidak bertempur

Setelah ukuran, ini adalah ketakutan besar laki-laki: tidak mampu menyenangkan pasangannya. Tidak mendapatkan orgasme adalah sesuatu yang menakutkan pria, karena pria secara otomatis menghubungkan jumlah orgasme dengan kenikmatan dan kepuasan seksual.